13 October 2013

Food : Ayam Pramugari

Sunday, October 13, 2013
Apa yang terlintas dipikiran anda ketika mendengar “Ayam Pramugari”? penafsiran tentu akan beragam tergantung latar belakang pendidikan anda. Bagi anda yang berpendidikan SMU sederajat akan berasumsi Ayam tersebut berwujud PRAMUGARI, “waw”. Bagi anda yang yang sedang menyusun skripsi guna memperoleh predikat sarjana pasti akan berasumsi bahwa Ayam tersebut dipelihara oleh Pramugari di bagasi pesawat, setiap landing ayam tersebut diberi makan dan di ambil telurnya. Namun saya pribadi awalnya berasusmi bahwa ayam ini dijual oleh pramugari-pramugari yang kurang kerjaan plus untuk mengisi kekosongan waktu disaat pesawat delay.



Berhipotesa boleh-boleh saja, namun tak boleh berspekulasi, harus ada semacam penelitian di lapangan. Akhirnya dengan segenap daya upaya saya merumuskan beberapa rumusan masalah untuk menyibak misteri “Ayam Pramugari”. Dan… 3 hari kemudia saya terjun langsung ke lapangan untuk meng-investigasi.



Kendaraan melaju ke Bandara Sultan Iskandar Muda – Blang Bintang, sesampai di pintu masuk bandara tampak tiga warung makan yang menyampingi kiblat. “Ah, saya yakin inilah warung yang ingin saya tuju”. Kemudian saya masuk ke warung tersebut dan tanpa basa-basi saya pesan seporsi ayam fenomenal itu. Sejurus kemudia, ayamnya pun landing di meja saya.




Oh no, setelah menyensor hidangan tersebut saya terkejut bukan kepalang, ternyata tidak demikian. Semua misteri tersibak sudah disaat saya melihat langsung paha si pramugari, oh maaf maksudnya paha Ayam Pramugari yang tehidang lezat di depan saya itu.

Tak mau berlama-lama, liur sudah membanjiri meja. Saya menyantap lezat ayam tersebut tanpa ampun. Lezat dan gurihnya itu serasa beneran terbang ke awan bersama pramugari.



Setelah perut terisi penuh, akhirnya saa mengkonfirmasi ke si empunya warung ternyata istilah tersebut tidak benar. Oh what? Ternyata namanya “Ayam Kampong Goreng Bandara Lama”. Ah, saya tertipu dan malu sama si empunya warung.

*Ini cerita ketika perut keroncong, data dan fakta yang ada dalam cerita ini 70,2% valid, selebihnya terserah anda.

Food : Sate Matang Kuliner Khas Aceh

Sunday, October 13, 2013

Sate Matang salah satu sajian kuliner Aceh, sate ini terbuat dari potongan-potongan kecil daging kambing yang diracik dengan bumbu khas Aceh. Sop hangat dan bumbu kacang menjadi pelengkap kelezatan sate yang satu ini. Sate Matang ini cukup populer di Aceh karena citarasanya yang lezat nikmat membahana. Istilah “matang” itu sendiri merupakan daerah asal si sate yakni Matang - Kabupaten Aceh Utara (bukan istilah mantang masak/matang lunak).




Untuk menikmati Sate Matang tak perlu risau karena harganya cukup terjangkau, perporsinya hanya Rp 10.000 – Rp 25.000,- tergantung jumlah tusuk. Nah, bagi anda yang punya rencana berkunjung/jalan-jalan ke Banda Aceh, seputaran Penayong merupakan tempat yang saya rekomendasikan untuk menikmati kuliner yang satu ini.



7 October 2013

Food : Es Buah Jantho

Monday, October 07, 2013
Pagi itu saya melaju kencang dari Banda Aceh ke Jantho untuk menemani teman yang akan meng-apply beasiswa di Pemkab Aceh Besar. Perjalanan lebih kurang 1 jam itu cukup melelahkan saya yang akhir-akhir ini jarang berkendaraan jauh.

Jantho merupakan ibukota Aceh Besar, kota Jantho menjadi pusat pemerintahan yang menaungi beberapa kecamatan diantaranya Krueng Barona Jaya, Pulo Aceh dan lain sebagainya. Kota jantho terletak di perbukitan yang rindang, kota yang cukup sejuk untuk ditempati. Namun Kota Jantho ini terbilang kota kurang meriah alias kota sepi. “Lha kok bisa?” saya juga tidak mengerti, ada 129 kemungkinan kenapa kota ini tidak berkembang pesat dibandingkan kota-kota lainnya, namun saya tak mampu menyebutkan satu persatu kepada anda.





Sesampai di Jantho dan selepas mengurus berbagai berkas aplikasi beasiswa kamipun singgah ke salah satu warung rujak dan es buah. Ini dia sajian kesukaan saya. Kesegaran alam jantho terasa kian segar dengan dihidangnya es buah. Yummy…





Ada berbagai jenis buah segar yang dipadu dengan sambal kecap lezat diantaranya buah kasma, nenas, mangga, timun, jambu air, semangka dan wortel. Harganya pun terbilang sesuai dengan sajian. Anda tertarik? Ah.. Saya jamin, es buah Kota Jantho ini beneran nikmat apalagi disiang bolong. Ayo ke Jantho! : )

Travel : Pantai Punyu laksana "Private Paradise"

Monday, October 07, 2013

Sudah pernah ke Pulau Aceh? Sebuah pulau dengan sejuta keindahan yang memukau mata setiap insan manusia, semua mata akan terpikat dengan keindahan alam Pulau Aceh, termasuk saya. Pegunungan yang asri, pantai yang bersih, serta laut nan biru begitu menggoda mata anak manusia yang haus akan petualangan alam.





Kali ini saya berkesempatan jalan-jalan menjelajah dari sudut ke sudut Pulau Aceh. Dan tempat pertama yang saya kunjungi yaitu “Pantai Punyu”, pantai ini terletak di Desa Serapong (Pulo Breuh) Kecamatan Pulo Aceh. Untuk mencapai pantai tersebut saya harus naik-turun bukit lebih kurang 1.5 jam dari pelabuhan Serapong. Kata teman saya yang kebetulan warga setempat, pantai ini jarang di kunjungi wisatawan karena keberadaannya belum begitu terpublikasi, tak heran pantainya begitu bersih dan alami namun tak banyak diketahui orang.











Sesampai di pantai punyu, mata saya benar-benar terbelalak. Pemandangan pantai punyu menyuguhkan pemandangan alam yang tiada duanya. Pantai yang di himpit perbukitan ini begitu teduh dan tentram. Pasir putih berpadu ombak biru mennggoda saya untuk “nyemplung”. Sekejap saya bergegas dengan alat Snorkling, sayapun berenang riang gembira.















Ampun, pemandangan bawah air pantai punyu sungguh eksotik, berbagai jenis ikan menari-nari disekitar saya. Terumbu karang yang tumbuh lebat berwarna-warni melengkapi keindahan alam Pantai Punyu. Sayangnya saya tidak bisa mendokumentasikan pemandangan bawah air.
Lelah berenang, bersama teman-teman saya menyantap ikan hasil pancingan. Ikan tangkapan kami bakar dengan bumbu sedap ala “Cheef Arabian” yang sudah berabad-abad tinggal di Aceh. “Ini benar-benar-benar liburan, pantai ini seakan milik kita sahaja” celoteh saya dibarengi tawa teman-teman.














Tidak terasa senjapun tiba, cuaca yang tadinya cerah berubah mendung. Hujan lebat mengguyur pantai, air hujan yang turun dari perbukitan membuat kami sulit bertahan. Karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk bermalam, akhirnya kami kembali ke desa dan bermalam dirumah salah seorang rekan saya. “Pantai Punyu sungguh indah, tunggu kedatangan saya di lain waktu”. :)

About Us

Recent

recentposts

Random

randomposts