9 March 2014

Travel : Menikmati Kopi Di Gunung Geurutee

Sunday, March 09, 2014
(Gunung Geurutee)


Gunung Geurutee berada di lintasan Banda Aceh – Pantai Barat Selatan tepatnya di Kabupaten Aceh Jaya, sekitar 1 Jam 30 Menit dari Kota Banda Aceh. Sepanjang jalur lintasan anda akan disuguhi pemandangan pantai yang sangat indah, pepohonan yang rindang, hembusan semilir angin pantai, kicauan burung dan pekikan suara-suara centil monyet setempat.

(Jalan diantara tebing)

(Secangkir kopi)


Di puncak Gunung Geurutee terdapat café yang dikelola masyarakat, biasanya menjadi tempat rehat bagi pengendara yang keletihan karena mengemudi. Café-café ini menyediakan menu makanan dan minuman. Ada beragam menu yang bisa dinikmati di antaranya; Es Kelapa Muda, Minuman Ringan/Minuman Soda, The Manis, dan Kopi. Tak hanya minuman, tersedia pula makanan seperti; Makanan Ringan, Mie Goreng, Mie Rebus, dan lain sebagainya. Harganya pun terbilang murah, cukup merakyat.


(Pantai dari puncak)

(Pulau-pulau)

Dari puncak Gunung Geurutee akan terlihat bentangan samudra yang begitu luas, pulau-pulau kecil tanpa penghuni. Dari puncak Gunung Geurutee juga tampak Kota Lamno, sebuah kota kecil yang konon katanya terdapat banyak gadis-gadis bermata biru rambut pirang keturunan Portugis. Saya sendiri belum pernah menemukan gadis-gadis yang dimaksud baik saat saya mengisi bensin atau sekedar membeli oleh-oleh di kota tersebut. Namun demikian, menurut sejarah Kota Lamno pernah ditempati kaum Portugis.


(Kota Lamno dari ketinggian)

Di akhir pekan puncak Gunung Geurutee dipadati oleh pengunjung, entah sekedar jalan-jalan, menikmati secangkir kopi atau sekedar hunting foto sembari bercengkrama bersama keluarga. Puncak Gunung Geurutee merupakan salah satu spot favorit bagi yang hobi hunting foto Sunset (Baca: Sunset Gunung Geurutee). Pemandangan matahari tenggelam ditelan samudra terlihat jelas dari ketinggian Geurutee. Nah, bagi anda yang belum pernah ke Gunung Geurutee silahkan agendakan di weekend selanjutnya ya.

Travel: Williams Torrent (1875)

Sunday, March 09, 2014
(Mercusuar Williams Torrent - 1875)

Ada banyak tulisan yang saya peroleh ketika berselancar di dunia maya tentang mercusuar Williams Torrent (1875 M) yang berdiri kokoh menjulang tinggi di salah satu puncak bukit kawasan Meulingge Kecamatan Pulo Aceh, namun demikian tak ada salahnya saya mencoba mengulas kembali dalam versi saya berdasarkan pengalaman saya mengunjungi mercusuar Williams Torrent bersama seorang rekan saya Muhammad Sahar yang kebetulan warga asli Pulo Aceh.



(Peniggalan Masa Lalu)


Berdasarkan literature yang saya pelajari mercusuar Williams Torrent merupakan peninggalan bangsa Portugis, mercusuar ini dibangun oleh bangsa Portugis bekerjasama dengan kerajaan Aceh tempo lalu. Namun di sumber lain disebutkan bahwa mercusuar ini merupakan peninggalan kerajaan Belanda, Belanda yang pada saat itu menguasai pesisir Aceh membangun mercusuar Williams Torrent tersebut, diperlukan kajian ulang yang mendalam untuk mengetahui keabsahan sejarah dari sumber-sumber yang ada.

(Mendaki gunung)

(Melewati lembah)

(Akhirnya Ninja Hattori tiba di tujuan)


Mercusuar ini terbilang canggih pada masanya, rancangan kokoh dari bangunan mercusuar ini membuat si mercusuar mampu berdiri tegak dalam berbagai kondisi cuaca dan menjadi penunjuk arah bagi para nelayan yang mengarungi lautan di kala malam senja.

(Lampu mercusuar dari tahun 1875)

(Tinggi sekali)

Sebagai peninggalan masa lalu mercusuar ini kurang terawat, padahal dari informasi yang saya peroleh setiap tahunnya pemerintah mengucurkan anggaran pelestarian guna menjaga peninggalan-peninggalan seajarah sebagai warisan masa lalu. Tangga menuju puncak mercusuar misalnya, terlihat usang dan berkarat sehingga bagi pengunjung yang ingin menaiki puncak mercusuar untuk melihat pemandangan harus berhati-hati.

(Kurang terawat ya?)

(Jendelanya juga kurang terawat)

(Kamu siapa?)

(Pemandangan di puncak Mercusuar)

(Hmm.. Seorang pria misterius sedang memantau bajak laut)



Akses menuju mercusuar terbilang sulit di karenakan sedang ada perbaikan jalan, terdapat beberapa titik badan jalan dalam proses pembangunan. Pemerintah tampak sedang giat-giatnya membangun sarana transportasi ke berbagai belahan pulau untuk memudahkan masyarakat dalam beraktifitas. 

(Haus)

(Pantainya indah)

Kalau boleh jujur, Pulo Aceh menyimpan sejuta pesona keindahan pantai yang masih begitu alami (Baca: Pantai Punyu) , potensi pariwisata masih terbuka lebar, kembali pada keseriusan pemerintah dan kesiapan masyarakat setempat untuk menjadikan Pulo Aceh sebagai kawasan wisata. 

(Peta Pulo Aceh)

Ayo ke Pulo Aceh!



8 March 2014

Travel: "Ekspedisi Ke Pegunungan Sarah Raya"

Saturday, March 08, 2014

Kali ini saya diajak paman saya Ekspedisi dengan agenda mancing ikan Keurlieng (Masheer Fish - Family Cyprinidae) di pegunungan Sarah Raya pemukiman Sarah Raya Kab. Aceh Jaya. Untuk menempuh desa ini kami harus mengenderai motor sekitar 1 jam lebih dari kota Teunom Kab. Aceh Jaya. Jalan yang rusak parah membuat perjalanan ini kurang mengasyikkan, batu-batu gunung yang runcing itu nyucuk-nyucuk ban motor saya dan itu sangat menyiksa. Untuk sampai ke desa tersebut harus melintasi sebuah sungai, karena tidak ada jembatan kami menaiki rakit warga setempat. Usut punya usut ini desa kagak ada jembatannya karena dana pembangunan jembatan dibawa kabur kontraktor (*ampun).

 (Saya nyebrang dengan rakit)

Sekitar pukul 16.00 wib saya tiba di Sarah Raya, kami bergegas mempersiapkan peralatan pancing. Spot pancing harus ditempuh kurang lebih 2 jam dengan menelusuri sungai yang diapit pegunungan. Menggunakan speed boat warga setempat kami pun berangkat.



(Desa Sarah Raya)

Dalam perjalanan saya mengamati pemandangan yang sangat menakjubkan, ini perjalanan pertama saya mengarungi sungai di lebatnya hutan tuhan. Pohon-pohon besar memadati bibir sungai, tebing-tebing tinggi dan curam berdiri kokoh menghadap langit. Sungai Sarah Raya ini berhulu di Tangse Kabupaten Pidie, salah satu sungai terpanjang di Aceh.


(Bergegas berangkat)




(Go..)


Curah hujan cukup tinggi, permukaan air yang bergelombang membuat boat kami bergoyang ke kiri dan kanan. Hari kian gelap kami pun sampai kesebuah dataran tempat kami memancing dan menghabiskan malam. Dataran ini menjorok ke sungai, dihadapan terlihat sebuah air terjun yang cukup indah.



 (Menyusuri sungai)


Ditengah lebatnya hutan tuhan, kami memancing. Yang terdengar hanyalah suara semilir angin, percikan air, dan suara-suara aneh binantang malam. Api unggun dan secangkir kopi panas menghangatkan kulit para pengelana ini. Jam terus berputar, satu persatu kail disambar ikan, karena debit air yang semakin deras agenda mincing memancing dihentikan.



(Istirahat, malam kian pekat)




(Air Terjun)




(Di tengah hutan) 


(Selamat Pagi)


Mata mulai lelah, beralaskan kantong plastik seadanya saya rebahkan tubuh di dinding tebing. Saya melamun, betapa besar karunia Allah, menciptakan hutan yang begitu lebat, air sebagai sumber kehidupan, tumbuh-tumbuhan menjadi bukti keagungannya, ulah tangan manusialah bumi ini rusak. Malam kian senja, saya dan rekan-rekan terlelap dalam mimpi indah.




(Tangkapan)


(Ikan yang tidak berani melawan arus akan berakhir di meja makan)



About Us

Recent

recentposts

Random

randomposts