Nuansa keakraban, itulah yang saya rasakan manakala bertemu
dengan segenap masyarakat Aceh dalam
sebuah konferensi (Aceh Development International Conference) yang diadakan di
University of Malaya – Kuala Lumpur
beberapa waktu yang lalu. Acara yang berlangsung selama tiga hari
tersebut dihadiri oleh segenap akademisi dan praktisi yang berasal dari Aceh.
Dari sekian banyak undangan yang hadir, ada sosok yang cukup
mencuri perhatian saya yakni Tun Sanusi Juned atau yang sering disapa Y.B. Tan
Sri Dato' Seri Sanusi Junid. Lahir di Yan Kampung Acheh Negeri Kedah. Kampung
Acheh merupakan satu-satunya wilayah di luar Aceh dan di Dunia yang penduduknya
masih bertutur dalam bahasa Aceh.
Tan Sri merupakan sosok figur yang sangat dihormati dan
dikagumi oleh pemerintah Malaysia, beliau merupakan mantan Menteri Besar Kedah,
seorang politikus senior yang memiliki darah Aceh. Dan yang cukup membuat
kening saya berkerut kagum, beliau merupakan menantu dari cucu Teungku Muhammad
Daud Beureueh, seorang tokoh ulama kharismatik Aceh.
Tan Sri yang pernah mengenyam pendidikan tinggi di bidang
perbankan di London dan Jerman ini pada tahun 2000-2008 dipercayakan untuk
menjadi Presiden Universiti Islam Antarbangsa Malaysia (UIAM). Dan yang tak kalah menarik, meskipun lahir
dan sudah menetap di negeri orang, beliau cukup fasih dalam berbahasa Aceh. Ini
terlihat logat bahasa Aceh yang begitu kental dalam penyampaian pidato beliau.
Di sela-sela konferensi beliau menyampaikan pesan kepada
masyarakat Aceh terkhusus kepada pemuda-pemudi untuk terus membangun Aceh.
“Aceh harus menjadi bangsa yang maju, Aceh harus menjadi bangsa yang terdidik,
suatu saat kita akan kembali merasakan kejayaan Aceh seperti masa Iskandar
Muda” pesan beliau dengan semangat yang berapi-api. Tergambar jelas bahwa
betapa beliau yang tidak dilahirkan di Aceh namun sangat mencintai Aceh.
Kini di usianya yang ke-70 tahun, Tan Sri aktif dalam
berbagai rutinitas, menyambangi mahasiswa dan pemuda asal Aceh yang sedang
mengenyam pendidikan di Negeri Malaysia.
Tak heran, karena kepedulian beliau terhadap masyarkat Aceh yang sedang merantau,
beliau diamahkan menjadi Presiden The Aceh Club, sebuah badan perkumpulan
masyarakat Aceh di seluruh dunia. Sungguh sosok yang cukup menjadi inspirasi
bagi pemuda-pemudi Aceh.
No comments:
Post a Comment