Sekitar pukul 16.00 wib saya tiba di Sarah Raya, kami bergegas
mempersiapkan peralatan pancing. Spot pancing harus ditempuh kurang lebih 2 jam
dengan menelusuri sungai yang diapit pegunungan. Menggunakan speed boat warga
setempat kami pun berangkat.
(Desa Sarah Raya)
Dalam perjalanan saya mengamati pemandangan yang sangat menakjubkan, ini perjalanan pertama saya mengarungi sungai di lebatnya hutan tuhan. Pohon-pohon besar memadati bibir sungai, tebing-tebing tinggi dan curam berdiri kokoh menghadap langit. Sungai Sarah Raya ini berhulu di Tangse Kabupaten Pidie, salah satu sungai terpanjang di Aceh.
(Bergegas berangkat)
(Go..)
Curah hujan cukup tinggi, permukaan air yang bergelombang membuat
boat kami bergoyang ke kiri dan kanan. Hari kian gelap kami pun sampai kesebuah
dataran tempat kami memancing dan menghabiskan malam. Dataran ini menjorok ke sungai,
dihadapan terlihat sebuah air terjun yang cukup indah.
(Menyusuri sungai)
Ditengah lebatnya hutan tuhan, kami memancing. Yang terdengar
hanyalah suara semilir angin, percikan air, dan suara-suara aneh binantang
malam. Api unggun dan secangkir kopi panas menghangatkan kulit para pengelana
ini. Jam terus berputar, satu persatu kail disambar ikan, karena debit air yang
semakin deras agenda mincing memancing dihentikan.
Mata mulai lelah, beralaskan kantong plastik seadanya saya rebahkan
tubuh di dinding tebing. Saya melamun, betapa besar karunia Allah, menciptakan
hutan yang begitu lebat, air sebagai sumber kehidupan, tumbuh-tumbuhan menjadi
bukti keagungannya, ulah tangan manusialah bumi ini rusak. Malam kian senja,
saya dan rekan-rekan terlelap dalam mimpi indah.
(Tangkapan)
(Ikan yang tidak berani melawan arus akan berakhir di meja makan)
Closing statement di foto terakhir sedap sekali, Mr. Asy ... :-)
ReplyDeleteHhha.. Ikan nya juga sedap kan..
DeleteThx b azhar sudah mampir di mari..